Warga Merangin Keluhkan Alat Cuci Darah Tidak Mencukupi, Pasien Harus Rela Antri Meski Belum Pasti

Daerah90 Dilihat

Merangin – Tingginya angka penderita pasien Hemodialisa (cuci darah) di Merangin, Tak sebanding dengan peralatan yang ada di Rumah Sakit Daerah Kolonel Abundjani Bangko, dari data yang ada jumlah alat untuk pasien HD hanya enam unit, sementara itu jumlah pasien HD yang baru bisa tertangani sebanyak 19 pasien, dan yang antri berjumlah 45 orang.

Dengan kondisi minimnya jumlah peralatan untuk penanganan pasien HD, tidak sebanding dengan jumlah antrian pasien, hal ini membuat banyak pasien HD mengeluhkan nasib mereka. Apalagi rata-rata pasien HD lebih banyak berlatar belakang kurang mampu dan hanya memiliki BPJS kesehatan. Jika harus mengeluarkan biaya tambahan setiap minggunya, mereka banyak tidak mampu dan lebih pasrah dengan keadaan.

Seperti yang dikeluhkan oleh Riswan, warga Kecamatan Pamenang Selatan, Terpaksa harus menunggu antrian di RSD, padahal kondisinya sudah semakin drop, jika harus melakukan perobatan ke luar daerah, dirinya harus mengeluarkan biaya lebih besar.

“Kondisi saya makin drop, padahal saya harus cuci darah seminggu dua kali, dan sudah pasti sekali jalan berobat ke RSUD Muara Bungo, biayanya lebih mahal. Di Merangin saya masuk daftar antrian nomor 33, entah kapan bisa berobat di RSD Bangko, ” kata Riswan pada Kamis, 10 April 2025.

Sementara itu dengan mahalnya biaya untuk perjalanan ke Muara Bungo, Riswan sudah pernah berkirim surat kepada Bupati Merangin, meminta agar dirinya bisa dirawat di RSD Bangko, tetapi belum ada respon.

“Saya pernah berkirim surat kepada Bupati Merangin, memohon agar saya bisa dirawat di RSD Bangko, agar tidak menguras biaya, tetapi belum ada responnya,” kata Riswan.

Bahkan dirinya pernah menemui Sekda Merangin Fajarman, namun jawaban atas kesulitannya, hanya dijawab bahwa peralatan untuk pasien HD izinnya belum keluar.

“Sudah saya temui juga Sekda, dan saya sampaikan keluhannya, tapi dibilang peralatan untuk pasien HD belum keliatan izinnya, jika Pemerintah tidak memikirkan pelayanan kesehatan masyarakatnya, apa harus ada pasien HD yang mati baru keluar izinnya?,” ujarnya mengeluh.

Terpisah, Iwan Kurniawan, Dirut RSD Kolonel Abundjani mengatakan bahwa sejauh ini RSD hanya memiliki alat untuk pasien HD sebanyak enam unit saja.

“Kita baru ada enam alat, itupun baru bisa melayani 19 pasien, dan sampai saat ini yang sudah antri sudah ada 46 orang dari Merangin, kita tidak bisa berbuat banyak, sebab untuk membeli satu unit alat HD lebih dari 300 juta, Semoga saja Pemerintah Daerah bisa sama sama mencarikan solusinya agar masyarakat kita bisa berobat di sini,” kata Iwan.

Sementara itu, Bupati Merangin M syukur, saat dikonfirmasi mengatakan bahwa, Pemerintah Daerah akan berupaya melengkapi alat kesehatan di RSD.

“Kita akan coba melengkapi alkes di RSD agar masyarakat bisa berobat di sini. Kasihan jika banyak pasien HD dari Merangin yang berobat keluar Merangin, semoga ini bisa segera terwujud,” kata Bupati tegas.

Reporter: Daryanto