Dinas LH Muaro Jambi Akan Laporkan ke ESDM Soal Aktivitas Stokpile Pasir di Desa Penyengat Olak

Berita, Jambi, Lingkungan174 Dilihat

Muaro Jambi – Menindak lanjutin keresahan warga sekitar akan aktifitas perusahaan Galian C pasir , Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kabupaten Muaro Jambi akan menindak lanjuti persoalan aktivitas stokpile pasir di RT 03 Desa Penyengat Olak, Kecamatan Jambi Luar Kota.

Keresahan ini dianggap karena lokasi stokpile tersebut berada di tengah permukiman warga.

Tak hanya itu, keresahan ini juga diakibatkan mulai dari jam operasional hingga malam hari, debu, getaran dan suara alat berat yang mengganggu warga di sekitar lokasi.

Kepala Dinas LH Muaro Jambi, Evi Syahrul akan berkoordinasi ke Dinas ESDM Provinsi Jambi. “Kami koordinasikan segera ke ESDM Provinsi Jambi,” kata Evi Syahrul.

Sebelumnya, seorang warga mengatakan, akibat aktivitas stokpile pasir itu, atap rumahnya terkena dampak.

“Atap rumah sayo bocor kalau hujan. Getaran alat berat membuat posisi genteng rumah bergeser,” kata salah satu warga yang rumahnya berjarak kurang lebih satu meter dari tembok lokasi stokpile tersebut.

Menurut warga yang enggan disebut nama nya, stokfile pasir ini dimiliki oleh inisial A dan biasa nya dikelola anaknya inisial K yang memiliki usaha toko bangunan diwilayah Mendalo darat, dimana menurut keterangannya bahwa perusahaan galian C ini ijin nya diwilayah simpang lima dan sungai duren, tp heran nya mengapa tiba- tiba perusahaan ini membuat stokfile nya didesa kami (RT 03 penyengat Olak).

Adapun warga lain yang tidak mau namanya ditulis, persoalan ini sebenarnya sudah diadukan ke tingkat desa.

“Tahun lalu 2024 warga pernah melakukan pertemuan dengan Kepala Desa. Namun hasil musyawarah tidak pernah ditindak lanjuti,” katanya.

Bahkan, warga juga heran soal pembukaan stokpile tersebut bisa berada di tengah-tengah permukiman warga.

“Biasanya ada minta persetujuan warga sekitar, ini tidak ada sama sekali,” sebutnya.

“Dari desa tidak ada solusi, hasil rapat terbang begitu saja seperti debu-debu yang masuk ke rumah kami,” tambahnya.

Pantauan media ini di lokasi, tampak ada dua alat berat yang dioperasikan untuk memindahkan pasir dari ponton di pinggir sungai Batanghari ke truk-truk penggangkut.

Terlihat juga puluhan truk dan tronton kapasitas 30 ton keluar masuk bergantian di lokasi itu, yang akibat nya debu-debu berterbangan masuk ke rumah dan tempat usaha warga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *