Ulaanbaatar, – Perdana Menteri Mongolia, Luvsannamsrain Oyun-Erdene, resmi mengundurkan diri dari jabatannya pada 3 Juni 2025 setelah gagal mempertahankan kepercayaan parlemen. Keputusan ini datang di tengah kemarahan publik yang dipicu oleh unggahan gaya hidup mewah anaknya di media sosial.
Mosi tidak percaya terhadap Oyun-Erdene hanya didukung oleh 44 dari 126 anggota parlemen—jauh dari ambang batas minimum 64 suara yang dibutuhkan untuk mempertahankan posisinya. Meskipun membantah semua tuduhan korupsi, tekanan publik dan politik yang terus meningkat memaksanya mundur.
Kemarahan publik bermula ketika foto dan video anak PM Oyun-Erdene viral, memperlihatkan penggunaan helikopter pribadi, tas bermerek seperti Dior, mobil mewah, hingga perhiasan bernilai tinggi. Unggahan tersebut memicu kemarahan di negara dengan ketimpangan ekonomi yang tajam dan korupsi yang telah lama menjadi isu utama.
Sejak pertengahan Mei, ratusan warga, mayoritas mahasiswa dan anak muda, melakukan unjuk rasa di Lapangan Sukhbaatar, Ulaanbaatar. Petisi online yang menuntut pengunduran diri PM pun memperoleh lebih dari 59.000 tanda tangan, mencerminkan meningkatnya ketidakpuasan masyarakat terhadap elit politik.
Dalam pernyataan terakhirnya, Oyun-Erdene menyebut tuduhan terhadap dirinya sebagai “fitnah” dan menegaskan bahwa anaknya tidak menerima dana dari dirinya. Ia juga menyerukan agar lembaga anti-korupsi melakukan penyelidikan menyeluruh.
“Saya mundur demi menjaga stabilitas demokrasi kita,” ujar Oyun-Erdene dalam pidatonya. “Tapi saya tidak akan berhenti memperjuangkan masa depan Mongolia.”
Pengunduran diri ini juga menandai keruntuhan koalisi pemerintah yang dipimpin Partai Rakyat Mongolia (MPP), setelah Partai Demokrat (DP) dikeluarkan akibat dukungan sebagian anggotanya terhadap demonstran.
Meski dikenal atas upaya reformasi energi dan dorongan terhadap investasi asing, pemerintahan Oyun-Erdene dinilai gagal mengatasi isu sosial mendasar, termasuk kesenjangan ekonomi dan transparansi penggunaan dana publik.
Sesuai konstitusi, Oyun-Erdene akan menjabat sebagai perdana menteri sementara hingga parlemen memilih penggantinya dalam 30 hari ke depan. Situasi politik Mongolia kini berada dalam ketidakpastian, sementara publik menantikan arah baru dari pemerintahan berikutnya.