JAKARTA – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dijadwalkan meresmikan program nasional Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih pada Senin, 21 Juli 2025, di Klaten, Jawa Tengah. Peresmian ini menjadi tonggak awal upaya pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan secara menyeluruh, dimulai dari wilayah pedesaan.
Program ini merupakan implementasi langsung dari salah satu agenda prioritas pemerintahan Prabowo-Gibran, khususnya Asta Cita ke-6, yang menekankan pada pembangunan ekonomi dari bawah serta pemerataan kesejahteraan melalui penguatan lembaga ekonomi desa.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut bahwa hingga saat ini telah terbentuk 80.068 badan hukum koperasi yang siap bergerak dalam program Kopdes Merah Putih. Koperasi-koperasi ini nantinya akan hadir di setiap desa dan kelurahan di seluruh Indonesia, berfungsi sebagai pusat layanan ekonomi masyarakat.
“Kopdes akan menyediakan berbagai kebutuhan pokok, layanan simpan-pinjam, serta fasilitas penting seperti apotek, cold storage, hingga logistik desa. Ini strategi komprehensif untuk memangkas ketergantungan masyarakat pada pinjol ilegal dan tengkulak,” ujar Teten.
Sebagai tahap awal, pemerintah akan meluncurkan 103 koperasi percontohan di berbagai wilayah, yang telah siap menjalankan model usaha dan pelayanan Kopdes Merah Putih. Targetnya, seluruh koperasi akan mulai beroperasi penuh pada 28 Oktober 2025, bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda.
Kopdes Merah Putih merupakan bagian dari trisula kebijakan pengentasan kemiskinan yang meliputi tiga sektor utama:
1. Kesehatan melalui program Cek Kesehatan Gratis di Sekolah.
2. Pendidikan lewat pendirian Sekolah Rakyat.
3. Ekonomi dan sosial lewat program Kopdes Merah Putih.
Melalui program ini, pemerintah juga menargetkan terciptanya hingga 2 juta lapangan kerja baru, khususnya di sektor-sektor produktif pedesaan.
“Ini bukan sekadar koperasi biasa. Kopdes Merah Putih adalah strategi besar negara untuk memperkuat ekonomi rakyat dan membangun kemandirian desa,” tegas Teten.
Peresmian besok akan menjadi momentum nasional yang menandai dimulainya gerakan kolektif membangun Indonesia dari desa.